1. Pengertian Harapan
Setiap manusia mempunyai harapan yang berbeda-beda. Manusia
tanpa adanya harapan berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang meninggal
sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya.
Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan
kemampuan masing-masing. Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada
usaha orang yang mempunyai harapan itu sendiri. Harapan berasal dari kata harap
yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi, sehingga harapan berarti sesuatu
yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut masa depan
kita.
- Menyebutkan persamaan harapan dan cita-cita :
Harapan hampir mirip dengan cita-cita, hanya saja biasanya
cita-cita itu adalah sesuatu yang diinginkan setinggi-tingginya, sedangkan
harapan itu tidak terlalu muluk. Meskipun demikian, harapan dan cita-cita
memiliki kesamaan, yaitu:
a. Keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud.
b. Pada umumnya baik cita-cita maupun harapan adalah
menginginkan hal yang lebih baik atau lebih meningkat
2. Apa Sebab Manusia Mempunyai Harapan :
Ada 2 hal yang menyebabkan seseorang memiliki harapan, yaitu
:
A. Dorongan Kodrat
Kodrat adalah sifat,
keadaan atau pembawaan alamiah yang sudah
terwujud dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan.
Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan, misalnya
menangis, tertawa, sedih, dan bahagia.
Dalam diri manusia masing-masing sudah terjelma sifat, kodrat
pembawaan dan kemampuan untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat, dan hidup
bersama dengan manusia lain. Dengan kodrat inilah, manusia memiliki harapan.
B. Dorongan Kebutuhan Hidup
Manusia memiliki
kebutuhan hidup, umumnya adalah kebutuhan jasmani dan rohani. Untuk memenuhi
kebutuhan itu manusia harus bekerja sama dengan manusia lain. Hal ini
disebabkan karena kemampuan manusia sangat terbatas baik kemampuan fisik maupun
kemampuan berpikirnya.
Menurut Abraham Maslow, sesuai dengan kodratnya, harapan atau
kebutuhan manusia itu adalah :
a. Kelangsungan hidup (survival).
b. Keamaanan (safety).
c. Hak dan kewajiban untuk mencintai dan dicintai (be loving
and loved).
d. Diakui lingkungan (status).
e. Perwujudan cita-cita (self-actualization).
Dengan adanya dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup
maka manusia mempunyai harapan. Karena pada hakekatnya harapan itu adalah
keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
3. Pengertian Do’a
Doa adalah permohonan kepada Allah yang disertai kerendahan
hati untuk mendapatkan suatu kebaikan dan kemaslahatan yang berada di sisi-Nya.
Sedangkan sikap khusyu’ dan tadharru’ dalam menghadapkan diri kepada-Nya
merupakan hakikat pernyataan seorang hamba yang sedang mengharapkan tercapainya
sesuatu yang dimohonkan. Itulah pengertian doa secara syar’i yang sebenanya.
Doa dalam pengertian pendekatan diri kepada Allah dengan
sepenuh hati, banyak juga dijelaskan dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Bahkan
Al-Qur’an banyak menyebutkan pula bahwa
tadharu’ (berdoa dengan sepenuh hati) hanya akan muncul bila di sertai keikhlasan. Hal tesebut
merupakan kebiasaan yang dilakukan oleh orang-orang shalih. Dengan tadharu’
dapat menambah kemantapan jiwa, sehingga doa kepada Allah akan senantiasa dipanjatkan,
baik dalam keadaan senang maupun dalam keadaan susah, dalam penderitaan maupun
dalam kebahagiaan, dalam kesulitan maupun dalam kelapangan. Dalam Al-Qur’an
Allah telah menegaskan : “Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang
yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharapkan keridhaan-Nya,
dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka karena mengharapkan perhiasan
kehidupan dunia, dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami
lalaikan dari mengingati Kami serta menuruti hawa nafsunya dan adalah
keadaannya itu melewati batas.” (QS. Al-Kahfi : 28).
Al-Qur’an juga memberikan penjelasan bahwa orang-orang yang
taat melakukan ibadah senantiasa mengadakan pendekatan kepada Allah dengan
memanjatkan doa yang disertai keikhlasan hati yang mendalam. Sebuah doa akan
cepat dikabulkan apabila disertai keikhlasan hati dan berulangkali dipanjatkan.
Hal ini banyak ditegaskan dalam ayat Al-Qur’an, diantaranya : “Berdoalah kepada
Tuhanmu dengan berendah diri (tadharu’) dan suara yang lembut. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan janganlah kamu
membuat kerusakan di muka bumi sesudah Allah memperbaikinya, dan berdoalah
kepada-Nya dengan rasa takut akan tidak diterima dan penuh harapan untuk dikabulkan.
Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.”
(QS. Al-Ar’af : 55-56).
Pengertian doa bagian dari ibadah adalah bahwa kedudukan doa dalam ibadah ibarat mustaka
dari sebuah bangunan mesjid. Doa adalah tiang penyangga, komponen penguat serta
syiar dalam sebuah peribadatan. Dikatakan demikian karena doa adalah bentuk
pengagungan terhadap Allah dengan disertai keikhlasan hati serta permohonan
pertolongan yang disertai kejernihan
nurani agar selamat dari segala musibah serta meraih keselamatan abadi.
4. Kepercayaan
Kepercayaan
berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran.
Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan
akan kebenaran. maka jelaslah kepada kita, bahwa dasar kepercayaan itu adalah
kebenaran. Ada jenis pengetahuan yang dimilik seseorang, bukan karena merupakan
hasil penyelidikan sendiri, melainkan diterima dari orang lain. Kebenaran
pengetahuan yang didasarkan atas orang lain itu disebabkan karma orang lain itu
dapat dipercaya. Yang diselidiki bukan lagi masalahnya, melainkan orang yang
memberitahukan itu dapat dipercaya atau tidak. Pengetahuan yang diterima dari
orang lain atas kewibawaannya itu disebut kepercayaan. Makin besar kewibawaan
yang memberitahu mengenai pengetahuan itu makin besar kepercayaan.
Dalam agama terdapat kebenaran-kebenaran yang dianggap
diwahyukan artinya diberitahukan oleh Tuhan – langsung atau tidak langsung
kepada manusia. Kewibawaan pemberi kebenaran itu ada yang melebihi besamya .
Kepercayaan dalam agama merupakan keyakinan yang paling besar. Hak berpikir
bebas, hak atas keyakinan sendiri menimbulkan juga hak ber agama menurut
keyakinan.
Dalam hal beragama tiap-tiap orang wajib menerima dan
menghormati kepercayaan orang yang beragama itu, Dasarnya ialah keyakinan
masing-masing.
Berbagai Kepercayaan Dan Usaha Meningkatkannya
Dasar kepercayaan adalah kebenaran. Kepercayaan itu dapat
dibedakan atas :
1. Kepercayaan pada
diri sendiri, menganggap dirinya tidak salah, dirinya dapat menang, dirinya
mampu mengerjakan apa yang diserahkan atau dipercayakan kepadanya.
2. Kepercayaan kepada
orang lain, dimana orang percaya terhadap kata hati, perbuatanya sesuai atau
terhadap kebenaran orang lain.
3. Kepercayaan
kepada pemerintah, karena pada dasarnya negara berorientasi pada Tuhan dan
kepentingan rakyat, sudah seharusnya kalau sebagai warga negara mempercayai
pemerintah / negara.
4. Kepercayaan
kepada Tuhan, merupakan hal yang sangat penting percaya kepada Tuhan.
Dikarenakan keberadaan manusia yang tidak dengan sendirinya melainkan
diciptakan oleh Tuhannya.
Berbagai usaha dilakukan manusia untuk meningkatkan rasa
percaya kepada Tuhannya. Usaha itu bergantung kepada pribadi kondisi, situasi
dan lingkungan. Usaha itu antara lain :
1. Meningkatkan
ketakwaan kita dengan jalan meningkatkan ibadah.
2. Meningkatkan
pengabdian kita kepada masyarakat.
3. Meningkatkan
kecintaan kita kepada sesama manusia dengan jalan suka menolong, dermawan dan
sebagainya.
4. Mengurangi nafsu
mengumpulkan harta yang berlebihan.
Menekan perasaan negatif seperti iri, dengki, fitnah dan
sebagainya
3 TEORI KEBENARAN
A. TEORI KEBENARAN KORESPONDENSI
Teori kebenaran korespondensi adalah teori yang berpandangan
bahwa pernyataan-pernyataan adalah benar jika berkorespondensi terhadap fakta
atau pernyataan yang ada di alam atau objek yang dituju pernyataan tersebut.
Kebenaran atau suatu keadaan dikatakan benar jika ada kesesuaian antara arti
yang dimaksud oleh suatu pendapat dengan fakta. Suatu proposisi adalah benar
apabila terdapat suatu fakta yang sesuai dan menyatakan apa adanya. Teori ini
sering diasosiasikan dengan teori-teori empiris pengetahuan.
Gejala-gejala alamiah, menurut kaum empiris, adalah bersifat
kongkret dan dapat dinyatakan lewat panca indera manusia. Gejala itu bila
ditelaah mempunyai beberapa karakteristik tertentu. Logam bila dipanaskan akan
memuai. Air akan mengalir ke tempat yang rendah. Pengetahuan inderawi bersifat
parsial. Hal ini disebabkan adanya perbedaan antara indera yang satu dengan
yang lain dan berbedanya objek yang dapat ditangkap indera. Perbedaan
sensivitas tiap indera dan organ-organ tertentu menyebabkan kelemahan ilmu
empiris.
Ilmu pengetahuan empiris hanyalah merupakan salah satu upaya
manusia dalam menemukan kebenaran yang hakiki dengan segala kelebihan dan
kekurangannya. Penyusunan pengetahuan secara empiris cenderung menjadi suatu
kumpulan fakta yang belum tentu bersifat konsisten, dan mungkin saja bersifat
kontradiktif. Adanya kecenderungan untuk mengistimewakan ilmu eksakta sebagai
ilmu empiris untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi manusia tidak
selalu tepat. Pengistimewaan pengetahuan empiris secara kultural membuat
manusia modern seperti pabrik. Semua cabang kebudayaan yang terbentuk menjadi
produksi yang bersifat massal.
Keberhasilan ilmu eksakta yang berdasarkan empirisme dalam
mengembangkan teknologi -ketika berhadapan dengan ”kegagalan ” ilmu-ilmu human
dalam menjawab masalah manusia- membawa dampak buruk terhadap kedudukan dan
pengembangan ilmu-ilmu human. Analisis filsafat tentang kenyataan ini harus
ditempatkan secara proporsional, karena merupakan suatu usaha ilmiah untuk
membantu manusia mengungkap misteri kehidupannya secara utuh.
B. TEORI KEBENARAN KOHERENSI ATAU KONSISTENSI
Teori kebenaran koherensi adalah teori kebenaran yang
didasarkan kepada kriteria koheren atau konsistensi. Suatu pernyataan disebut
benar bila sesuai dengan jaringan komprehensif dari pernyataan-pernyataan yang
berhubungan secara logis. Pernyataan-pernyataan ini mengikuti atau membawa
kepada pernyataan yang lain. Seperti sebuah percepatan terdiri dari
konsep-konsep yang saling berhubungan dari massa, gaya dan kecepatan dalam
fisika.
Kebenaran tidak hanya terbentuk oleh hubungan antara fakta
atau realitas saja, tetapi juga hubungan antara pernyataan-pernyataan itu
sendiri. Dengan kata lain, suatu pernyataan adalah benar apabila konsisten
dengan pernyataan-pernyataan yang terlebih dahulu kita terima dan kita ketahui
kebenarannya.
Salah satu dasar teori ini adalah hubungan logis dari suatu
proposisi dengan proposisi sebelumnya. Proposisi atau pernyataan adalah apa
yang dinyatakan, diungkapkan dan dikemukakan atau menunjuk pada rumusan verbal
berupa rangkaian kata-kata yang digunakan untuk mengemukakan apa yang hendak
dikemukakan. Proposisi menunjukkan pendirian atau pendapat tentang hubungan
antara dua hal dan merupakan gabungan antara faktor kuantitas dan kualitas.
Contohnya tentang hakikat manusia, baru dikatakan utuh jika dilihat hubungan
antara kepribadian, sifat, karakter, pemahaman dan pengaruh lingkungan.
Psikologi strukturalisme berusaha mencari strukturasi sifat-sifat manusia dan
hubungan-hubungan yang tersembunyi dalam kepribadiannya.
Pengetahuan rasional yang berdasarkan logika tidak hanya
terbatas pada kepekaan indera tertentu dan tidak hanya tertuju pada objek-objek
tertentu. Gagasan rasionalistis dan positivistis cenderung untuk menyisihkan
seluruh pemahaman yang didapat secara refleksi. Pemikiran rasional cenderung
bersifat solifistik dan subyektif. Adanya keterkaitan antara materi dengan non
materi, dunia fisik dan non fisik ditolak secara logika. Apabila kerangka ini
digunakan secara luas dan tak terbatas, maka manusia akan kehilangan cita rasa
batiniahnya yang berfungsi pokok untuk menumbuhkan apa yang didambakan seluruh
umat manusia yaitu kebahagiaan.
C. TEORI KEBENARAN PRAGMATIS
Teori kebenaran pragmatis adalah teori yang berpandangan
bahwa arti dari ide dibatasi oleh referensi pada konsekuensi ilmiah, personal
atau sosial. Benar tidaknya suatu dalil atau teori tergantung kepada berfaedah
tidaknya dalil atau teori tersebut bagi manusia untuk kehidupannya. Kebenaran
suatu pernyataan harus bersifat fungsional dalam kehidupan praktis.
Menurut teori ini proposisi dikatakan benar sepanjang
proposisi itu berlaku atau memuaskan. Apa yang diartikan dengan benar adalah
yang berguna (useful) dan yang diartikan salah adalah yang tidak berguna
(useless). Bagi para pragmatis, batu ujian kebenaran adalah kegunaan (utility),
dapat dikerjakan (workability) dan akibat atau pengaruhnya yang memuaskan
(satisfactory consequences). Teori ini tidak mengakui adanya kebenaran yang
tetap atau mutlak.
Francis Bacon pernah menyatakan bahwa ilmu pengetahuan harus
mencari keuntungan-keuntungan untuk memperkuat kemampuan manusia di bumi. Ilmu
pengetahuan manusia hanya berarti jika nampak dalam kekuasaan manusia. Dengan
kata lain ilmu pengetahuan manusia adalah kekuasaan manusia. Hal ini membawa
jiwa bersifat eksploitatif terhadap alam karena tujuan ilmu adalah mencari
manfaat sebesar mungkin bagi manusia.
Manusia dengan segala segi dan kerumitan hidupnya merupakan
titik temu berbagai disiplin ilmu. Hidup manusia seutuhnya merupakan objek
paling kaya dan paling padat. Ilmu pengetahuan seyogyanya bisa melayani
keperluan dan keselamatan manusia. Pertanyaan-pertanyaan manusia mengenai
dirinya sendiri, tujuan-tujuannya dan cara-cara pengembangannya ternyata belum
dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan yang materialis-pragmatis tanpa referensi
kepada nilai-nilai moralitas.
Aksiologi ilmu pengetahuan modern yang dibingkai semangat
pragmatis-materialis ini telah menyebabkan berbagai krisis lingkungan hidup,
mulai dari efek rumah kaca akibat akumulasi berlebihan CO2, pecahnya lapisan
ozon akibat penggunaan freon berlebihan, penyakit minimata akibat limbah
methylmercury hingga bahaya nuklir akibat persaingan kekuasaan antar negara.
Ketiadaan nilai dalam ilmu pengetahuan modern yang menjadikan sains untuk
sains, bahkan sains adalah segalanya, telah mengakibatkan krisis kemanusiaan.
Krisis lingkungan dan kemanusiaan, mulai dari genetic engineering hingga foules
solitaire (kesepian dalam keramaian, penderitaan dalam kemelimpahan). Manusia
telah tercerabut dari aspek-aspek utuhnya, cinta, kehangatan, kekerabatan, dan
ketenangan. Kedua krisis global ini telah menghantui sebagian besar lingkungan
dan masyarakat modern yang materialis-pragmatis
5. Cara Meningkatkan keyakinan akan harapan saya :
Dengan terus berusaha kita dapat mewujudkan harapan kita, seperti pepatah ketika kita ingin pergi ke suatu tempat maka kita akan berjalan ke tempat tersebut, hal itu sama pada harapan ketika harapankita ingin dicapai maka berusaha agar harapan tersebut tercapai.