Selasa, 24 November 2015

Pengaruh IPTEK terhadap lingkungan


APA ITU BANK SAMPAH?
Bank Sampah merupakan konsep pengumpulan sampah kering dan dipilah serta memiliki manajemen layaknya perbankan tapi yang ditabung bukan uang melainkan sampah. Warga yang menabung yang juga disebut nasabah memiliki buku tabungan dan dapat meminjam uang yang nantinya dikembalikan dengan sampah seharga uang yang dipinjam.Sampah yang ditabung ditimbang dan dihargai dengan sejumlah uang nantinya akan dijual di pabrik yang sudah bekerja sama. Sedangkan plastik kemasan dibeli ibu-ibu PKK setempat untuk didaur ulang menjadi barang-barang kerajinan.



TUJUAN DAN MANFAAT BANK SAMPAH.
Tujuan dibangunnya bank sampah sebenarnya bukan bank sampah itu sendiri. Bank sampah adalah strategi untuk membangun kepedulian masyarakat agar dapat ‘berkawan’ dengan sampah untuk mendapatkan manfaat ekonomi langsung dari sampah. Jadi, bank sampah tidak dapat berdiri sendiri melainkan harus diintegrasikan dengan gerakan 4R sehingga manfaat langsung yang dirasakan tidak hanya ekonomi, namun pembangunan lingkungan yang bersih, hijau dan sehat.

Bank sampah juga dapat dijadikan solusi untuk mencapai pemukiman yang bersih dan nyaman bagi warganya. Dengan pola ini maka warga selain menjadi disiplin dalam mengelola sampah juga mendapatkan tambahan pemasukan dari sampah-sampah yang mereka kumpulkan. Tampaknya pemikiran seperti itu pula yang ditangkap oleh Kementerian Lingkungan Hidup. September lalu instansi pemerintah ini menargetkan membangun bank sampah di 250 kota di seluruh Indonesia. Menteri Negara Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya mengatakan sampah sudah menjadi ancaman yang serius, bila tidak dikelola dengan baik. Bukan tidak mungkin beberapa tahun mendatang sekitar 250 juta rakyat Indonesia akan hidup bersama tumpukan sampah di lingkungannya.

BAGAIMANAKAH PROSES DAN CARA KERJANYA?  

Sama seperti di bank-bank penyimpanan uang, para nasabah dalam hal ini masyarakat bisa langsung datang ke bank untuk menyetor. Bukan uang yang di setor, namun sampah yang mereka setorkan. Sampah tersebut di timbang dan di catat di buku rekening oleh petugas bank sampah. Dalam bank sampah, ada yang di sebut dengan tabungan sampah.
Hal ini adalah cara untuk menyulap sampah menjadi uang sekaligus menjaga kebersihan lingkungan dari sampah khususnya plastik sekaligus bisa dimanfaatkan kembali (reuse). Biasanya akan di manfaatkan kembali dalam berbagai bentuk seperti tas, dompet, tempat tisu, dan lain-lain. Syarat sampah yang dapat di tabung adalah yang rapi dalam hal pemotongan. Maksudnya adalah ketika ingin membuka kemasannya, menggunakan alat dan rapi dalam pemotongannya. Kemudian sudah di bersihkan atau di cuci.
Yang terakhir, harus menyetorkan minimal 1 kg. Ada dua bentuk tabungan di bank sampah. Yang pertama yaitu tabungan rupiah di mana tabungan ini di khususkan untuk masyarakat perorangan. Dengan membawa sampah kemudian di tukar dengan sejumlah uang dalam bentuk tabungan.
Beberapa contoh kemasan plastik yang dapat di tukar yaitu menurut kualitas plastiknya. Kualitas ke 1 yaitu plastik yang sedikit lebar dan tebal (karung beras, detergen, pewangi pakaian, dan pembersih lantai). Kualitas ke 2 yaitu plastik dari minuman instan dan ukurannya agak kecil (kopi instan, suplemen, minuman anak-anak, dan lain-lain). Kualitas ke 3 yaitu plastik mie instan. Kemudian kualitas ke 4 yaitu botol plastik air mineral. Yang paling rendah yaitu kualitas 0 adalah bungkus plastik yang sudah sobek atau tidak rapi dalam membuka kemasannya. Karena akan susah untuk di gunakan kembali dalam berbagai bentuk seperti tas, dompet, tempat tisu, dan lain-lain. Untuk kualitas yang terakhir, harus di setor dalam bentuk guntingan kecil-kecil (di cacah).

Bentuk tabungan sampah yang kedua di sebut tabungan lingkungan. Tabungan lingkungan adalah partisipasi perusahaan dan kalangan bisnis untuk pelestarian lingkungan. Tabungan ini tidak dapat di uangkan, tetapi nasabahnya akan di publish ke media sebagai perusahaan atau kalangan bisnis yang melestarikan lingkungan. Lebih lanjut akan di berikan piagam BUMI setiap hari lingkungan hidup.
Inilah salah satu alternatif untuk memecahkan masalah sampah dan ikut berpartisipasi melestarikan lingkungan. Yang pada akhirnya berdampak baik untuk bumi ini. Sekecil apa pun yang kita lakukan untuk bumi ini, pasti akan berdampak besar bagi kelangsungan bumi itu sendiri.

sumber:
green.kompasiana.com 
http://itfanweb.blogspot.co.id/2012/04/apa-itu-bank-sampah-dan-apa-manfaatnya.html

KEMISKINAN DAN KETERBELAKANGAN


Kemiskinan dan dampaknya.
Secara konseptual dapat dipandang dari berbagai segi. Pertama-tama dari segi subsistem, dimana penghasilan dan jerih payah seseorang hanya pas-pasan untuk dimakan saja, atau bahkan tidak pula untuk itu. Sedangkan dari segi eksternal mencerminkan konsekuensi sosial dari kemiskinan terhadap masyarakat di sekkelilingnya, yaitu bagai mana kemiskinan yang berlarut-larut mengakibatkan dampak sosial yang tidak ada habis-habisnya. Sedangkan kemiskinan ada tiga macam, yaitu :

1. Kemiskinan relative
Kemiskinan relatif, yaitu menurut perbandingan kelas-kelas pendapatan

2. Kemiskinan subjektif
Kemiskinan subjektif yaitu, menurut perasaan per orang

3. Kemiskinan absolut
Bagi kita yang relevan adalah yang terakhir ini, Karena di Negara Indonesia kemiskinan absolute masalah yang aktual, paling rawan, dan Karenanya paling mendesak.

    Kemiskinan absolut ialah apabila tingkat hidup seseorang tidak memungkinkannya untuk bisa memenuhi keperluan-keperluannya yang mendesak, sehingga kesehatannya baik fisik maupun mental tergangg karenanya.
    Dampak kemiskinan terhadap orang-orang miskin sendiri dan terhadap lingkungan sosial maupun lingkungan alam, dengan sendirinya sudah jelas negatif. Orang miskin tidak memenuhi keperluan gizi minimal bagi dirinya sendiri maupun bagi keluarganya. Dampak kemiskinan terhadap lingkungan social tampak mengalirnya penduduk ke kota-kota tanpa bekal pengetahuan apalagi bekal materi. Akibatnya antara lain ialah banyak tukang becak, pemungut punting, gelandangan, pengemis dan sebagainya yang menghuni kampong-kampung liar dan jorok digubuk-gubuk reot yang tidak pantas didiami manusia.

Sebab-sebab kemiskinan.
Sebab-sebab kemisikinan yang pokok bersumber dari empat hal, yaitu mentalitas si miskin itu sendiri, minimnya keterampilan yang demikiannya, ketidak mampuan untuk memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang disediakan, dan peningkatan jumlah penduduk yang relatif berlebihan.
Apabila orang sudah terperangkap dalam jurang kemiskinan, dan tidak lagi melihat kemungkinan untuk keluar dari jurang itu, maka ia cenderung mengambil sikap “nerimo” dalam bahasa jawanya. Sumberdaya alam lama-kelamaan akan terkuras habis, dan bahkan jika tidak habis, makin banyak orang memerlukan makanan sedangkan sumberdaya alam bukannya makin meningkat kemampuannya. Hal ini berkaitan dengan meningkatnya kepadatan penduduk yang memang sukar dicegah walaupun program KB terus menerus digalakan.

Pokok-pokok penanggulangan kemiskinan
Di atas telah diuraikan mengenai sebab-sebab kemiskinan yang utama. Cara-cara penanggulangan penyakit ini pada hakikatnya haruslah sedemikian rupa sehingga sebab-sebab itu bisa dimusnakan, setidak-tidaknya dikurangi. Operasi-operasi penanggulangan itu karenanya harus mencakup membangkitkan motivasi untuk melepaskan diri dari kemiskinan, secara lebih mengektifkan program-program yang telah ada dengan lebih mengingat pula kemampuan si miskin untuk memanfaatkannya, meningkatkan prasarana di pedesaan termasuk pemukiman-pemukiman transmigrasi yang baru, dan menyempurnakan aparat pemerintahan yang langsung menghadapi dan menangani kaum miskin.

Referensi: